Jumat, 26 Desember 2008

zZz... iT's sEnsItivE...


Selama bulan Desember ini saat saya berusaha berkunjung ke beberapa rumah sahabat sekalian, perasaan ini menjadi sangat damai dengan banyak topik soal keindahan natal yang sahabat tuturkan dalam keindahan tulisan... Perayaan natal keluarga [disini] dan bahkan liburan natal dengan keluarga [disini], sehingga membuat saya semakin bersyukur bahwa natal tahun ini selain hampir tidak terdengar berita keributan ( terror ) tapi membawa kebahagian yang luar biasa bagi semuanya.

Tapi tak berhenti disitu, seperti kata kak nita bahwa dalam hidup ini selalu ada dualitas dalam segala hal, ada baik ada buruk, ada tawa ada sedih semuanya itu merupakan bagian untuk keseimbangan hidup. Begitu juga yang saya rasakan, selain damai dihati menyimak cerita bahagia tradisi dan liburan natal keluarga, saya juga sedih ketika membaca tulisan mbak dian ( guru saya di dunia blogger ) dan acy ( sahabat blogger )....

Saya sempat bingung dengan tulisan mereka saat itu, bukannya saya tidak mendukung tentang kebebasan dalam menulis tapi ada baiknya hal-hal yang berhubungan dengan agama yang sensitif tidak diceritakan kepada umum seperti keputusan untuk pindah kepercayaan, kenapa saya bisa bilang seperti itu, karena pengakuan2 seperti itu akan menimbulkan kesan kepada semua orang bahwa agama yang ini lebih baik dari yang lainnya.... sebagai contoh ketika kita dihadapkan pada 2 hal yang berbeda dan yang kita pilih adalah pastinya pilihan yang lebih baik dari pilihan yang lainnya.

Keputusan untuk memeluk kepercayaan merupakan hubungan pribadi kita dengan Tuhan, tiap kepercayaan pastinya mengajarkan hal yang benar kepada umatnya dan kebenaran didunia ini mutlak adanya jadi buat apa kita mengatakan kepercayaan orang lain itu salah ataupun haram... Dualisme dalam hidup itu sudah biasa, pro dan kontra selalu ada dalam diri namun yang bisa dibedakan adalah jumlah kuantitasnya, bagaimana sebisa mungkin meminimalisasi kontra sehinggal memaksimalkan pro untuk pengaruh yang lebih baik pada manusia lainnya...

ps: tanpa bermaksud menyudutkan tulisan guru saya dan sahabat saya... ^^v, saya mengetahui kedua sahabat tidak bermaksud tidak baik dengan tulisan mereka...
Read More..

Sabtu, 13 Desember 2008

pErLukaH eTika dLm mEmbeRi ?


Saya meyakini bahwa setiap manusia punya keinginan untuk memberi, terus terang saja walaupun saya jarang sekali memberi, saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk melakukan hal baik itu dan merindukan saat-saat melegakan dalam hati saat memberi. Tapi bagaimana jika memberi itu memerlukan etika?


Seorang sahabat saya pernah mengatakan bahwa memberi itu juga harus memperhatikan siapa yang harus kita beri, jangan sampai niat baik kita bisa disalah artikan sebagai penghinaan atau pelecehan terhadap orang yang kita bantu, awalnya saya berpendapat jika kita ingin memberi kita tidak perlu memikirkan orang lain karena jika segala sesuatu dilakukan dengan niat baik akan menjadi sesuatu yang baik pula.


Tetapi pandangan saya itu berubah kerika saya teringat kejadian bencana tsunami di aceh pada tahun 2004 lalu, ketika itu semua masyarakat Indonesia berbondong-bondong memberikan sumbangan, ketika itu ditemukan kasus sumbangan berupa pakaian ternyata tidak layak pakai sehingga menjadi sampah yang menimbun dan menimbulkan masalah baru... Saya yakin bahwa hal itu bukan sengaja dilakukan oleh para pemberi tapi semuanya dilakukan hanya untuk bertujuan membantu namun dalam prosesnya yang tidak tepat sehingga menimbulkan hal yang tidak baik.


Sebenarnya dalam hal memberi ini setiap orang bebas menjadi apa saja, apakah ia menjadi seorang pemberi yang cuek ataukah menjadi seorang pemberi yang selalu memperhatikan etikanya, dan saya rasa keduanya tetap sah-sah saja dilakukan oleh sang pemberi. Tetapi alangkah lebih baiknya jika niat baik kita dalam memberi akan menghasilkan sesuatu yang baik pula kepada orang lain bukan malah berkesan buruk pada sang penerima...


Dan pada akhirnya niat baik dengan ketepatan akan menghasilkan hal yang baik pula bagi orang lain dan diri sendiri.
Read More..